BAB I
A. PEMBELAJARAN
Pengertian Belajar
Belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku karena adanya interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Menurut Snelbecker (dalam Almi Afrila, 2003:13) ciri-ciri
perubahan tingkah laku yang diperoleh dari belajar adalah (1). Terbentuknya
tingkah laku baru berupa kemampuan aktual maupun potensial (2). Kemamp[uan itu
berlaku dalam waktu relatif lama (3). Kemampuan itu baru diperoleh melalui
usaha.
Slameto (dalam
Almi Afrila, 2003;13) mengemukakan bahwa belajar yaitu suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Gagne (1988)
membatasi pengertian belajar menjadi dua bentuk proses, yaitu : (1). Belajar
adalah proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. (2). Belajar merupakan proses penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Menurut
Dimyati (dalam Firman Edigan, 2011:8) mengemukakan bahwa belajar merupakan
suatu perubahan internal di dalam diri (terbentuknya asosiasi-asosiasi baru)
atau perubahan dalam potensi untuk tingkah laku baru. Belajar dapat dikatakan
sebagai suatu perubahan tingkah laku. Dimyati juga menyatakan bahwa hasil penilaian belaajar
bertujuan untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi
pelajaranyang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Djamarah
(dalam Jawahir, 2007:25), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari penmgalaman individu
dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Proses
pembelajaran sangat menentukan terhadap hasil belajar. Menurut Suparno (dalam Jawahir, 2007:26)
belajar adalah berfikir yang relatif tetap akibat interaksi individudengan
lingkungan. Menurut Beck (dalam Jawahir, 2007:26) belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kecerdasan dan tingkah
laku. Belajar juga merupakan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instrksi.
Dari beberapa uraian tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh dari interaksi
antara individu dengan individu dan antara individu denganlingkungannya.
B. Media
Pembelajaran
Media menurut Yusufhadi
Miarso (dalam Azhari Zakri, 2008 : 9) adalah sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat meramngsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Yusufhadi
Miarso (dalam Azhari Zakri, 2008 : 9) mengemukakan baik secara teori maupun
empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1). Mampu
memberikan rangsangan yang berfariasi kepada otak kita, sehingga otak kita
dapat berfungsi secara optimal.
2). Media
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa
Menurut Hamalik yang di kutip Azhar Arsyad (2002:
15) mengemukakan
bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psokologis
terhadap siswa.”
Sedangkan
menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992: 13) mengemukakan bahwa ”Media
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah cara, yaitu
sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan
sendiri oleh siswa.”
Levie dan
Lentz yang di kutip Azhar Arsyad (2002: 16) mengemukakan bahwa “Ada empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,yaitu (a) fungsi atensi, (b)
fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.”
Media pembelajaran,
menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Azhar Arsyad(2002: !9) menyatakan bahwa “
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan
untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu(1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyaikan informasi dan(3) memberi
instruksi.”
Menurut Kemp dan Dayton dalam
bukunya Azhar Arsyad (2002: 21) bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai
bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran
langsung dapat menunujukkan dampak yang positif bagi pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
1) Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku
2) Pembelajaran
bisa lebih menarik
3) Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
pengetahuan.
4) lama
waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kerana kebnyakan mdia
hanya memerlukan waktu sinhkat untuk mengantarkan pesan dam sis pelajaran dalam
jumlah yang cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilaman integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikn dengan baik, spesifik, dan jelas.
6) pembelajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secra individu.
7) Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8) peran
guru dapat berubah kea rah yang lebih positif: beban guruuntuk menjleskan yang
berulang-ulang mengenai isi elajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar.
Sudjana dan Rivai dalam
bukunya Azhar Arsyad (2002: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, yaitu:
1) pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2) bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3) metode
mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan da guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap pelajaran;
4) siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab hanya mendengarkan uaraian
guru, tetapi juga aktivitas lain sperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Menurut Encyclopedia
of Educatioanal Reseach dalam Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2002: 25)
merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1)
Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar
perhatian siswa
3) Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembanganbelajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan
siswa.
5) Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6) Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa
7) Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi
dan keragaman yang banyak dalam belajar.
Arsyad (dalam Jawahir, 2007:11) mengungkapkan jenis-jenis
media dapat dikelompokkan dalam berdasarkan perkembangan teknologi, media dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu : (1). Media sebagai hasil teknologi
cetak, (2). Media Hasil teknologi audio visual, (3). Media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan (4). Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Pemakaian media komputer dalam kegiatan pembelajaran
adalah untuk keperluan sebagai berikut
a.
Untuk
tujuan kognitif, komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip,
langkah-langkah proses, dan kalkulasi yang kompleks.
b.
Untuk
tujuan afektif, bila program di disain secara tepat, dengan memberikan potongan
klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/
afektif pun dapat dilakukan menggunakan media komputer.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
1.
Definisi Model ASSURE
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan
yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Pembelajaran
dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang
dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta
didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE
Model, adalah sebagai berikut:
1.
ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
Tujuan
utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa
yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam
pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci
dari diri pembelajar yang meliputi :
a). General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik
umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam
merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b). Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar)
Penelitian
yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek
patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari
lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari
Dick,carey & Amp, carey,2001). Hal
ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain
materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
c). Learning
Style (Gaya
Belajar)
Gaya
belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan
merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam
gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual
(melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya
belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya
belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami
oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.
STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan
Tujuan)
Tahap
selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar
pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media
yang tepat.
a)
Pentingnya
Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar
dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti
apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi
dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta
didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam
pembelajaran.
Ada
beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program
pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut
ini :
1. Rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu
dalam mendesain sistem pembelajaran
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b)
Tujuan
Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut
Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.
Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam
KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
·
A
= audience
Pebelajar
atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
·
B
= behavior
Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan
biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
·
C
= conditions
Situasi
kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan
baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari
kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
·
D
= degree
Persyaratan
khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat
dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti
tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap
dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.
1. Domain
Kognitif. Domain
kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat
diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai
ketrampilan intelektual.
2. Domain
Afektif. Dalam
domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
3. Motor
Domain Skill. Dalam
domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan
ketrampilan seperti fisik.
4. Domain
Interpersonal. Belajar
melibatkan interaksi dengan orang-orang.
c)
Tujuan
Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan
dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang
diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan
dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap
individu.
3.
SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media
dan Bahan ajar)
Langkah
selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung
pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan
strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
a.
Memilih
Strategi Pembelajaran
Pemilihan
strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain
itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat
mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS
model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana
yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa,
pembelajaran berhubungan yang relevan dengan
keutuhan dan tujuan, percya diri, desain pembelajaran dapat membantu
pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan rasa puas dari
usaha belajar siswa.
Beberapa
metode yang dianjurkan untuk digunakan, yaitu
:
1. Belajar Berbasis Masalah (problem-based
learning)
Metode
belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan
stratregis dalam memecahkan masalah.
2. Belajar Proyek (project-based
learning)
Belajar
proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu
kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan
sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
3. Belajar Kolaboratif
Metode
belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan
dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
b.
Memilih
Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut
Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat
untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja,
tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media
itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk
media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide (
gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia
komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu
mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam
dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang
kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia,
keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih
format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau
topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino
·
Memilih
, Mengubah, dan Merancang Materi
1. Memilih Materi yang tersedia
a)
Melibatkan
Spesialis Teknologi/Media
b)
Melibatkan guru-guru lainnya
c)
Menyurvei
Panduan Referensi Sumber dan Media
2. Mengubah Materi yang ada
3. Merancang Materi Baru
4.
UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media
dan Bahan Ajar)
Sebelum
memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti
langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a). Mengecek
bahan (masih layak pakai atau tidak)
b). Mempersiapkan
bahan
c).
Mempersiapkan lingkungan belajar
d).
Mempersiapkan pembelajar
e). Menyediakan
pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
a.
Preview
materi
Pendidik
harus melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama proses
pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan
memperhatikan tujuannya.
·
Siapkan
bahan
Pendidik
harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta
didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik
harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
·
Siapkan
lingkungan
Pendidik
harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi
dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
·
Peserta
didik
Memberitahukan
peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara
agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
·
Memberikan
pengalaman belajar
Mengajar
dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan
pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector,
demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
5.
REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan
Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan
utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi
dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang
dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi
kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan
proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman
para siswa akan menerima umpan balik informatif untuk mencapai tujuan mereka
dalam belajar.
a.
Latihan
Prnggunaan Teknologi
·
Teknologi
sebagai Perkakas Teknologi
·
Teknologi
sebagai Perangkat Komunikasi
·
Teknologi
sebagi Perangkat Penelitian
·
Teknologi
sebagai Perangkat Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
·
Menggunakan
Peranti Lunak Pendidikan
·
Menggunakan
Media lainnya untuk Latihan
b.
Umpan
Balik
·
Dari guru
·
Dari siswa
6.
EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian
dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas
pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
·
Penilaian
Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
·
Penilaian
Hasil Belajar Portofolio
·
Penilaian
Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2. Menilai dan Memperbaiki Strategi,
teknologi dan Media
3. Evaluasi guru
·
Diri sendiri
·
Para siswa
·
Rekan sejawat (rekan kerja)
·
administrator
4. Revisi Strategi, Teknologi, dan
Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi
antara lain :
1. Evaluasi merupakan alat yang penting
sebagai umpan balik bagi siswa.
2. Evaluasi merupakan alat yang penting
untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan program kurikulum.
4. Informasi dari hasil evaluasi dapat
digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
5. Evaluasi berguna untuk para
pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin
dicapai
6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan
balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan .
2. Manfaat Model ASSURE dalam Pembelajaran
Model
ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus
dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga,
2007). Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi
pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi
pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui
pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta
didik di kelas.
Model
pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan
berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu :
1.
Analyze Learners.
2.
State Objectives.
3.
Select Methods, Media and
Materials.
4.
Utilize Media and Materials.
5.
Require Learner Participation.
6.
Evaluate and Revise.
Kesemua
langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan
berbagai gaya belajar, dan konstruktivis belajar dimana peserta didik
diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif
menerima informasi.
Secara
sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk
diterapkan.
- Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
- Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
- Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran :
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester :
X/1 (satu)
Alokasi Waktu :
10 x 45 menit (5 x Pertemuan)
Standar
Kompetensi
Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Kompetensi
Dasar
1.
Mendeskripsikan
hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara
2.
Mendeskripsikan
hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan
3.
Menjelaskan
pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI
4.
Menunjukkan
semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indikator
1.
Mendeskripsikan
makna manusia, bangsa, dan negara
2.
Mengidentifikasi
terbentuknya bangsa
3.
Menganalisis
unsur-unsur terbentuknya negara
4.
Menceritakan
asal mula terjadinya negara
5.
Mendeskripsikan
hakikat negara
6.
Mendeskripsikan
bentuk negara dan bentuk-bentuk kenegaraan
7.
Mendeskripsikan
pengertian dan fungsi negara
8.
Menjelaskan
tujuan negara kesatuan RI
9.
Mendeskripsikan
macam-macam nasionalisme
10.
Menunjukkan
contoh semangat kebangsaan/nasionalisme dan semangat patriotisme
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa
memiliki kecintaan terhadap bangsa dan tanah airnya
2.
Siswa
memiliki semangat rela berkorban di bidang apapun demi kepentingan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Materi Pembelajaran
1.
Makna
manusia, bangsa, dan negara
Manusia berasal dari
bahasa sansekerta, yaitu manu yang
berarti berpikir dan berakal budi. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Makhluk individu, berarti mempunyai keperluan. Kepentingan atau
cita-cita yang berbeda-beda dalam suatu hal.
Makhluk sosial, manusia
yang hidup berkelompok, memiliki kemampuan berkomunikasi, kesamaan rasa, atau
bekerja sama yang dirangkum dalam nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai
kebersamaan, dan nilai berorganisasi
( buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhistira hal. 3)
2.
Bangsa
memiliki dua pengertian, yaitu dalam arti sosiologis dan politis. Beberapa
definisi bangsa menurut: Ernest Renan; Otto Bauer; Kamus Bahasa Indonesia;
Ensiklopedia Politik
(Buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhsitira hal. 5 – 6 )
3.
Negara,
banyak ahli kenegaraan mengemukakan pendapatnya, dan terbentuknya negara, serta
unsur-unsur negara
(Buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhsitira hal. 7 – 10 )
4.
Asal
mula terjadinya negara:
a.
Terjadinya
negara secara primer
b.
Terjadinya
negara secara sekunder
c.
Terjadinya
negara berdasar fakta sejarah
d.
Terjadinya
negara berdasarkan pendekatan teoritis
(Buku PKn Jilid I, Penerbit Yudhsitira
hal. 15 )
5.
Hakikat
negara dan bentuk-bentuk kenegaraan
(Buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhsitira hal. 19 )
6.
Pengertian,
tujuan, dan fungsi NKRI
a.
Pengertian
NKRI
b.
Tujuan
negara
c.
Fungsi
negara
(Buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhsitira hal. 21 )
7.
Semangat
Kebangsaan
a.
Nasionalisme
b.
Patriotisme
(Buku PKn Jilid I,
Penerbit Yudhsitira hal. 24 )
Metode
Pembelajaran
·
Diskusi
kelompok
·
Tanya
jawab
·
Penugasan
·
Ceramah
bervariasi
·
Pemecahan
masalah (studi kasus)
Sumber Belajar
1.
Segala sumber yang
dapat digunakan siswa untuk memperlancar proses pembelajaran yang efektif
2.
Buku Paket PKn
Kelas X, penerbit Yudhistira
3. Koran,
majalah, media elektronik yang memberitakan masalah hukum dan korupsi, dan
internet
Media Pembelajaran
1. Presentasi
power point
2. Laptop /
Notebook
3. LCD Proyektor
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
a.
Kegiatan Awal
v Apersepsi
1.
Guru
menyampaikan KD dan indikator yang akan dibahas
2.
Melakukan
penjajakan materi hakikat bangsa dan negara
3.
Memberi
informasi bahan ajar (materi) hakikat bangsa dan negara yang telah dipersiapkan
melalui tayangan komputer dan LCD
4.
Pretes
(lisan)
v Motivasi
1.
Siswa
memperhatikan informasi tentang bahan ajar hakikat bangsa dan negara yang
disampaikan guru untuk dipahami
2.
Siswa
membentuk kelompok diskusi (satu kelompok beranggotakan 4 – 5 orang siswa)
secara heterogen
3.
Menjawab
tes (lisan)
b.
Kegiatan Inti
1.
Guru
memberi perintah membaca buku teks PKn Jilid I yang dimiliki siswa, materi
hakikat bangsa dan negara bersama kelompok diskusinya, selanjutnya
masing-masing kelompok melakukan presentasi secara lisan hasil diskusinya ke
depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain.
2.
Melakukan
penilaian kognitif (PPK) dan afektif
c.
Kegiatan Akhir
1.
Guru
mengkalrifikasi jawaban-jawaban siswa
2.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan, meluruskan dan menguatkan
terhadap jawaban siswa yang menyimpang/benar
3.
Guru
memberikan tugas kelompok tentang pertemuan pada hari itu tentang
asal mula terjadinya negara,
hakikat negara, serta bentuk negara dan bentuk-bentuk kenegaraan untuk
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Penilaian
1.
Nontes
2.
Observasi
Pertemuan
Ke – 2
a.
Kegiatan Awal
v Apersepsi
1.
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
2.
Melakukan
penjajakan materi bentuk negara dan bentuk kenegaraan
3.
Memberi
informasi bahan ajar (materi) melalui komputer/LCD
v Motivasi
1.
Siswa
mempersiapkan diri untuk presentasi hasil pekerjaan rumah
2.
Siswa
membentuk kelompok diskusi (satu kelompok beranggotakan 4 – 5 orang siswa)
secara heterogen masih dipertahankan.
b.
Kegiatan Inti
1.
Guru
memberikan tugas membuat kelompok diskusi untuk melakukan presentasi melalui
laptop/komputer/LCD (infokus) tentang asal mula terjadinya negara, hakikat
negara, bentuk negara dan bentuk-bentuk kenegaraan.
2.
Guru
melakukan penilaian kognitif (PPK) dan afektif (sikap)
3.
Siswa
melakukan presentasi secara bergantian mengenai materi asal mula terjadinya
negara, hakikat negara, bentuk negara dan bentuk-bentuk kenegaraan, sementara
kelompok lain bertanya secara bergantian .
c.
Kegiatan Akhir
1.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan, meluruskan dan menguatkan jawaban
siswa yang menyimpang/benar mengenai pertemuan pada hari itu.
2.
Guru
bersama-sama dengan siswa membentuk kelompok diskusi untuk pertemuan berikutnya
mengenai pengertian dan fungsi negara, tujuan negara kesatuan RI, dan hasilnya
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Aspek
yang dinilai:
1.
Kehadiran
2.
Perilaku
3.
Minat
4.
Bekerja
sama
5.
Kejujuran
6.
Bertanya/menyanggah
7.
Menjawab/memberi
masukan
8.
komunikasi
tertulis
9.
Komunikasi
lisan
10.
Memotong
pembicaraan
Penilaian
1.
Nontes
2.
Observasi
Pertemuan
Ke – 3
a.
Kegiatan Awal
v Apersepsi
1.
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
2.
Melakukan
penjajakan materi pengertian, fungsi negara, dan tujuan negara kesatuan RI.
v Motivasi
1.
Siswa
mempersiapkan diri untuk presentasi hasil pekerjaan rumah
2.
Siswa
membentuk kelompok diskusi (satu kelompok beranggotakan 4 – 5 orang siswa)
secara heterogen masih dipertahankan
b.
Kegiatan Inti
1.
Guru
memberikan tugas membuat kelompok diskusi untuk melakukan presentasi melalui
laptop/komputer/LCD (infokus) tentang materi pada pertemuan sebelumnya ,
pengertian dan fungsi negara, tujuan negara kesatuan RI.
2.
Guru
melakukan penilaian kognitif (PPK) dan afektif (sikap)
3.
Siswa
melakukan presentasi secara bergantian mengenai materi yang belum terselesaikan
pada pertemuan sebelumnya dan melanjutkan pembahasan “teras diskusi” pada hal.
19 buku PKn Jilid 1 penerbit Yudhistira tentang pengertian negara kesatuan RI,
fungsi negara kesatuan RI, tujuan negara kesatuan RI, dan kelompok lain
bertanya secara bergantian.
c.
Kegiatan Akhir
1.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan, meluruskan dan menguatkan jawaban
siswa yang menyimpang/benar mengenai pertemuan pada hari itu.
2.
Guru
memberikan tugas individu kepada siswa untuk pertemuan berikutnya mengenai
nasionalisme dan patriotisme dan hasilnya dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya.
3.
Siswa
membuat kesimpulan dan memperbaiki jawaban-jawaban yang kurang tepat.
Pertemuan
Ke – 4
a.
Kegiatan Awal
v Apersepsi
1.
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
2.
Melakukan
penjajakan materi tentang semangat kebangsaan.
v Motivasi
1.
Siswa
mempersiapkan diri untuk presentasi hasil pekerjaan rumah
2.
Siswa
membentuk kelompok diskusi (satu kelompok beranggotakan 4 – 5 orang siswa)
secara heterogen masih dipertahankan
b.
Kegiatan Inti
1.
Guru
memberikan tugas membuat kelompok diskusi untuk melakukan presentasi melalui
laptop/komputer/LCD (infokus) tentang materi pada pertemuan sebelumnya , dan
materi hari itu tentang semangat kebangsaan.
2.
Guru
melakukan penilaian kognitif (PPK) dan afektif (sikap)
3.
Siswa
melakukan presentasi lewat komputer/infokus/LCD secara bergantian tentang
materi yang belum terselesaikan pada pertemuan sebelumnya dan melanjutkan
pembahasan “teras diskusi” pada hal. 19 buku PKn jilid I penerbit Yudhistira
mengenai fungsi Negara Kesatuan RI, tujuan negara Kesatuan RI, sementara kelompok
lain bertanya dan menanggapi.
c.
Kegiatan Akhir
1.
Guru
mengklarifikasi jawaban-jawaban siswa
2.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan, meluruskan dan menguatkan jawaban
siswa yang menyimpang/benar.
3.
Guru
memberikan tugas kelompok untuk pertemuan berikutnya
4.
Siswa
membuat kesimpulan dan memperbaiki jawaban-jawaban yang kurang tepat.
Penilaian
1.
Nontes
2.
Observasi
Aspek
yang dinilai:
1.
Kehadiran
2.
Perilaku
3.
Minat
4.
Bekerja
sama
5.
Kejujuran
6.
Bertanya/menyanggah
7.
Menjawab/memberi
masukan
8.
komunikasi
tertulis
9.
Komunikasi
lisan
Pertemuan
Ke – 5
a.
Kegiatan Awal
v Apersepsi
1.
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
2.
Guru
melakukan penjajakan contoh sikap dan perilaku semangat kebangsaan.
v Motivasi
1.
Siswa
mempersiapkan diri untuk presentasi hasil pekerjaan rumah dari pertemuan
sebelumnya.
b.
Kegiatan Inti
1.
Guru
memberikan tugas kelompok untuk melakukan presentasi lewat laptop/komputer/LCD
(infocus) tentang studi kasus “Menemukan Sosok Indonesia dan memberikan uji
kemampuan yang tercantum pada hal. 31 buku PKn jilid 1 penerbit Yudhistira.
2.
Guru
melakukan penilaian kognitif (PPK) dan afektif (sikap)
3.
Siswa
melakukan presentasi (membaca hasil tugas individu) yang tercantum pada halaman
27 buku PKn jilid 1 penerbit Yudhistira.
4.
Siswa
secara kelompok melakukan presentasi lewat komputer/infokus/LCD secara
bergantian, tentang materi nasionalisme dalam arti sempit dan luas, patriotisme
di lingkungan keluarga, masyarakat sekolah, instansi pemerintah dan swasta,
sementara yang lain memberikan tanggapan.
c.
Kegiatan Akhir
1.
Guru
Mengklarifikasi jawaban-jawaban siswa
2.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan, meluruskan dan menguatkan jawaban
siswa yang menyimpang/benar
3.
Guru
memberikan tugas individu untuk pertemuan pada hari itu
4.
Guru
bersama kelompok diskusi membahas studi kasus yang tertulis pada halaman 27
buku PKn jilid 1 penerbit Yudhistira dan hasilnya secara garis besar di back up
ke CD/Flash disk untuk dipresentasi pada pertemuan hari itu.
5.
Guru
melakukan penilaian afektif.
Penilaian
1.
Nontes
2.
Observasi
Aspek
yang dinilai:
1.
Kehadiran
2.
Perilaku
3.
Minat
4.
Bekerja
sama
5.
Kejujuran
6.
Bertanya/menyanggah
7.
Menjawab/memberi
masukan
8.
komunikasi
tertulis
9.
Komunikasi
lisan
10.
Memotong
pembicaraan
11.
Tepat
waktu menyerahkan tugas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar